Optimis

“Saya tidak takut masa depan, karena tidak ada bahaya. Masa depan milik umat islam, jika mereka tetap istiqomah, baik secara pribadi atau kolektif”
-M. Natsir-

Orang-orang memahami sikap optimisme sebagai sebuah cara pandang dengan memahami hidup sebagai persembahan terbaik. Tidak ada sesuatu apapun yang tercipta dan terjadi begitu saja dan mengalir sia-sia. Pasti ada tujuan. Pasti ada maksud. Sesuai dengan pengertian yang tertulis dalam KBBI; Optimisme ialah keyakinan atas segala sesuatu dari segi yang baik dan menyenangkan; sikap selalu mempunyai harapan baik dalam segala hal. Mungkin saja anda pernah mengalami pengalaman buruk yang tak mengenakkan, percayalah! Keburukan itu hanya karena anda melihat dari salah satu sisi mata uang saja. Namun, Bila anda berani menengok ke sisi yang lain, anda akan menemukan pemandangan yang jauh berbeda.
Optimisme terletak di dalam hati, bukan hanya terpampang di muka. Jadilah optimis, karena hidup ini terlalu rumit untuk dipandang dengan mengerutkan alis. Tersenyumlah!! Tersenyum dengan ikhlas tanpa paksaan tanpa ada aturan yang mengharuskan senyum harus simetris. Hadapilah dengan senyum, dengan sebenar-benar senyum…J karena sikap optimis dari dalam hati kita akan melahirkan sebuah senyuman yang memancarkan cahaya yang dapat menerangi kegalauan dunia.
Hidup di dunia ini akan terus mengalir dan tak akan pernah dapat kita hentikan dengan kekuatan apapun. Kita tidak akan pernah bisa merubah apa yang telah terjadi. Hanya saja kisah masa lalu tersebut bisa kita jadikan sebagai sebuah pelajaran, sebagai sebuah petunjuk agar kita tidak jatuh pada lubang yang sama untuk masa yang akan datang.

Sebagi seorang yang mengaku beriman, tak pantas rasanya kalau kita menyimpan rasa galau dan rasa pesimis dalam diri kita. Karena selama kita masih berpegang teguh terhadap dua pusaka yang telah diwariskan oleh Rasulullah saw, maka selama itu masa depan akan tetap menjadi milik kaum muslimin. Pribadi-pribadi mukmin yang kuat akan lahir dari mereka yang menjadikan alquran dan alhadist sebagai pedoman hidupnya.
Apakah kita sadar bahwasanya, setiap tetes air yang keluar dari mata air tahu mereka mengalir menuju ke laut. Meski harus melalui anak sungai, selokan, kali keruh, danau dan muara, mereka yakin perjalanan mereka bukan tanpa tujuan. Bahkan, ketika menunggu di samudra, setiap tetes air tahu, suatu saat panas dan angin akan membawa mereka ke pucuk-pucuk gunung. Menjadi awan dan menurunkan hujan. Sebagian menyuburkan rerumputan, sebagian tertampung dalam sumur-sumur. Sebagian kembali ke laut. Adakah sesuatu yang sia-sia dari setiap tetes air yang anda temui di selokan rumah anda?
Dan sekarang bagimana cara kita memandang hidup yang kita jalani ini dengan perasaan optimis untuk menjadi seorang pemenang. Kita tidak perlu menjawabnya. Karena, optimisme bukanlah sebuah mantra keajaiban yang hanya bisa terwujud dengan ucapan. Ia membutuhkan sebuah keseriusan dalam bentuk tindakan. Untuk setiap apa yang anda dan kita impikan marilah kita jalani jalan menujunya dengan perasaan optimis.
“Anda tahu apa yang dibutuhkan kebathilan untuk menang? Kebathilan akan menang ketika para pendukung kebenaran dan pengusung haq berdiam diri. Maka kemenangan yang bathil takkan terbendung lagi”. “dan jangan biarkan kezaliman berlalu tanpa kritik” pahamilah untaian mutiara-mutiara Natsir dalam perspektif pribadi-pribadi anda, maka yakinlah (optimislah) hidup anda akan menjadi lebih bermakna!!!


0 Comments: