Always and Forever

Ibu, Bunda, Amak, Mama, Ummi???… serta banyak kata dari bahasa lain yang menunjukkan atas sosoknya. Tulisan ini sengaja saya tulis dengan menjadikan hari Ibu “Mother’s Day”, sebagai momentum khusus dalam mengungkapkan rasa cinta yang mendalam, harapan yang sangat besar serta pengampunan yang ikhlas dari seorang Ibu. Terus terang saya sangat tidak mampu untuk melukiskan tentang sosok yang bernama Ibu. Saya sangat khawatir akan menuliskan kata yang bisa menyakiti ataupun melukai hati para Ibu. Oleh sebab itu, dari awal tulisan ini bermula, maka saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada para Ibu kalau ada hal-hal bodoh yang saya ungkapkan yang bisa menyakiti mereka, karena saya sangat menyayangi dan mencintai dia…selalu dan untuk selamanya.
Ini bukanlah kisah seorang Ibu, tapi ini adalah kisah semua Ibu yang penah ada didunia ini. Kisah cinta yang tak penah terbalaskan oleh apapun. Jangankan balasan berupa materi. Kita - anak-anak mereka- mempunyai seribu nyawa, dan kemudian nyawa tersebut kita berikan satu per satu kepada mereka, Sungguh, Demi Tuhan kita tidak akan pernah mampu membalas cinta dan kasih sayang mereka.

Seorang Ibu melahirkan dan membesarkan anaknya dengan penuh kasih sayang tanpa mengharapkan pamrih apapun juga. Seorang Ibu bisa dan mampu memberikan waktunya 24 jam sehari bagi anak-anaknya, tidak ada perkataan siang maupun malam, tidak ada perkataan lelah ataupun tidak mungkin, dan ini 366 hari dalam setahun. Seorang Ibu mendoakan dan mengingat anaknya tiap hari bahkan tiap menit dan ini sepanjang masa. Bukan hanya setahun sekali saja pada hari-hari tertentu. Kenapa kita baru bisa dan mau memberikan bunga maupun hadiah kepada Ibu kita hanya pada waktu hari Ibu saja "Mother's Day" sedangkan di hari-hari lainnya tidak pernah mengingatnya, boro-boro memberikan hadiah, untuk menelpon saja kita tidak punya waktu.
Kita akan bisa lebih membahagiakan Ibu kita, apabila kita mau memberikan sedikit waktu kita untuknya, waktu nilainya ada jauh lebih besar daripada bunga maupun hadiah. Renungkanlah: Kapan kita terakhir kali menelpon Ibu? Kapan kita terakhir mengundang Ibu? Kapan terakhir kali kita mengajak Ibu jalan-jalan? Dan kapan terakhir kali kita memberikan kecupan manis dengan ucapan terima kasih kepada Ibu kita? Dan kapankah kita terakhir kali berdoa untuk Ibu kita?
Berikanlah kasih sayang selama Ibu kita masih hidup, percuma kita memberikan bunga maupun tangisan apabila Ibu telah berangkat, karena ia tidak akan bisa melihat dan mendengarkannya lagi.
Bayangkan! Betapa berharganya kita dimata dan hati mereka, sampai malaikat maut pun datang menghampiri mereka, rasa cinta itu tidak akan pernah hilang barang sekejap. Mulai saat ini jangan pernah pernah menyesal dengan perilaku yang tidak baik yang pernah kita berikan kepada mereka dimasa lalu. Karena semua itu bukanlah sebuah perbuatan bijak yang dapat memperbaiki gelapnya masa silam.
Namun, jangan pernah melupakan masa lalu. Jadikanlah masa lalu sebagai pelajaran! untuk dapat berbuat yang tebaik bagi mereka. Mulai saat ini, jadikanlah hari-hari mereka bagaikan Mother’s Day yang tak pernah berujung. Biasakanlah hati dan mulut kita untuk dapat mengucapkan kata sayang kepada mereka.
Untuk terakhir kalinya, mari kita renungkan bersama kalimat ini. “Sesuatu yang kita miliki akan terasa sangat berharga ketika ia telah hilang dari dekapan kita”. Begitu juga dengan sosok seorang Ibu, keberadaannya akan sangat diharapkan ketika ia telah tiada. Apakah kita harus menunggu sampai ia tiada di samping kita untuk dapat menangis didepan mereka?.
Ibu…!!! Hari ini dan untuk selamanya… anakmu hanya ingin mengucapkan kalimat yang jarang, bahkan tak pernah Ibu dengar dari mulut kami. Bahwasanya kami mencintai Ibu karena Allah… I love you mom!!! Always and forever…


Dedicated to all moms in the world…
Special thanks to my mom -iman- u r my strength, and all my moms, my sisters -yenti, agria firahmawati, suci, mutia, ii ifkasari, & seluruh wanita yang pernah dan tak pernah saya kenal…-



0 Comments: