Budaya Cyberspace yang Merisaukan

Dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi yang disiarkan oleh TV One, Jumat (26/12/08) mengangkat tema tentang pengaruh internet dalam kehidupan anak-anak, Saya tertarik kepada pembahasan mengenai dampak negatif situs jejaring sosial yang saat ini sangat populer bagi peminat teknologi internet, seperti friendster dan facebook. Topik ini di angkat berdasarkan kasus yang menimpa seorang gadis remaja berumur 15 tahun (sebut saja putri) yang harus kehilangan keperawanannya, setelah ia terjebak dalam gelapnya dunia cyber. Kejadian tragis ini terungkap ketika putri dan seorang lelaki dewasa tertangkap polisi ketika tengah melakukan hubungan layaknya suami isteri di sebuah hotel melati di daerah jakarta.
Kejadian ini bermula dari perkenalannya dengan seorang pria berumur 32 tahun melalui situs jejaring sosial (friendster atau facebook). Berawal dari perkenalan melalui dunia maya ini, hubungan mereka berlanjut dalam dunia nyata dan berakhir dengan kejadian yang meninggalkan truma mendalam bagi seorang remaja seumuran putri.
Cyber crime atau kejahatan dalam dunia cyber bukanlah sesuatu yang baru di negeri kita. Penipuan, pembobolan rekening bank, hingga degradasi moral sering terjadi berawal dari interaksi dalam dunia cyber bahkan yang masih hangat dalam ingatan kita adalah adanya praktek perdagangan manusia (trafficking) melalui dunia maya. Dan umumnya, pelaku dan korban yang terkena dampak negatif dari penyalahgunaan teknologi ini adalah generasi muda atau remaja.

Omno W. Purbo, seorang pakar telematika. Berpandangannya, teknologi internet merupakan sesuatu hal sangat penting dalam perkembangan dunia saat ini. Namun, ada juga sebagian oknum pengguna teknologi ini yang menyalahgunakannya. Oleh sebab itu, untuk dapat menanggulangi penyalahgunaan kecanggihan teknologi ini (khususnya yang bedampak negatif bagi generasi muda), diperlukan pengetahuan masyarakat akan perkembangan teknologi, khususnya internet.
Penyalahgunaan teknologi ini akan dapat di tanggulangi dengan beberapa cara. Pertama. Orang tua diharapkan mampu memahami perkembangan teknologi. Sebab, kontrol dari orang tua sangat penting dalam menyikapi perkembangan dan tingkah laku anak-anak mereka. Kedua. Untuk memprotek anak-anak dari mengakses situs-situs terlarang para orang tua dapat mendownload softwear-softwear yang dapat memblok situs-situs porno atau hal-hal yang bersifat kejahatan dalam dunia maya. Ketiga. Orang tua diharapkan mampu menjadi sahabat bagi anak-anak remaja mereka. Sehingga anak-anak lebih terbuka dalam menumpahkan permasalahan mereka terhadap orang tua, termasuk dalam pengenalan informasi mengenai sex education kepada anak remaja adalah hal yang sangat penting. Keempat. Tidak memfasilitasi anak-anak dengan perangkat yang memudahkan mereka mengakses hal-hal yang tidak baik. Salah satunya adalah tidak memberikan handphone yang dapat mengakses internet kepada anak-anak yang mungkin tidak dapat di kontrol oleh para orang tua.
Adapun dalam pandangan humanis, sebagaimana yang ditulis oleh Mark Slouka dalam bukunya yang berjudul “Ruang yang Hilang, Pandangan Humanis dalam Budaya Cyberspace yang Merisaukan” mempunyai implikasi yang sangat berpengaruh dalam gaya hidup masyarakat.
“Teknologi-teknologi itu menciptakan implikasi sosial, gugatan etis, dan resiko yang belum pernah ada sebelumnya. Semua itu adalah rekayasa genetika versi budaya. Hanya saja, dalam hal ini diri kitalah yang berpotensi menjadi hibrida baru, menjadi tikus percobaan dalam laboratorium”. Begitulah ungkapan kegelisahannya dalam menyikapi degradasi budaya dan peradaban masyarakat yang jauh dari dari nilai-nilai kemanusian yang disebabkan perkembangan teknologi.
Lahirnya prilaku menyimpang seperti pelarian dari dunia fisik, kebencian terhadap jasad dan upaya mengupload diri ke dalam dunia cyberspace merupakan sebuah implikasi negatif dari degradasi moral manusia dan menjadikan teknologi (internet) sebagai tempat pelarian. Ini adalah sebuah keniscayaan dan ketakterhindaran, keniscayaan itu sedang berlangsung, dan akan terus berlanjut.
Perkembangan teknologi informasi seperti internet merupakan sebuah sarana penunjang demi mensejahterakan kehidupan manusia. Adapun penyalahgunaannya merupakan sebuah prilaku menyimpang yang harus tetap mendapat perhatian lebih dari kita. Dengan memperhatikan kasus-kasus ini, diharapkan dapat menggugah kesadaran dan kepedulian kita terhadap pendidikan dan perkembangan generasi muda. Khususnya dalam pemamfaatan dan penggunaan teknologi. [no_free_an]



0 Comments: