a Merapi Journey

Masa liburan akan segera tiba. Banyak orang yang sudah merencanakan tujuan dan jenis kegiatan pengisi masa liburan yang pada kali ini akan berlangsung selama dua minggu, bertepatan dengan liburan natal dan tahun baru, juga libur kali ini bersamaan dengan liburan akhir semester para pelajar.
Kegiatan pengisi masa liburan bagi sebagian orang bukanlah sekedar pelepas jenuh dari kebosanan dengan rutinitas dunia pekerjaan yang sangat melelahkan. Bagi sebagian mereka, tujuan dan jenis kegiatan yang dipilih haruslah mempunyai makna dan arti tersendiri.
Kali ini saya akan membawa pembaca sekalian untuk menikmati perjalanan yang penuh resiko dan tantangan. Mendaki gunung merupakan salah satu dari jenis kegiatan pengisi liburan yang sangat menyenangkan bagi sebagian orang. Sebuah perjalanan yang sangat membutuhkan kesabaran serta semangat yang tinggi.
Pada kesempatan ini, saya akan menggambarkan kegiatan penaklukan Gunung Merapi yang selama ini sudah pernah saya taklukan sebanyak tiga kali. Gunung Merapi, salah satu gunung tertinggi yang berada di antara dua kabupaten, yaitu kab. Tanah Datar dan kab. Agam, provinsi Sumatera Barat. Gunung ini mempunyai tinggi 2891 m dari permukaan laut.

Seperti pada umumnya, mendaki gunung haruslah dipersiapkan secara matang. Stamina dan kesehatan haruslah dipastikan sebelum melaksanakan kegiatan ini, demi menghindari resiko dan kejadian yang tidak diinginkan selama perjalanan. Juga, persiapan bekal yang lain harus dipersipkan dengan benar. Seperti tenda, makanan, senter, minuman, baju dingin, serta beberapa barang yang biasa di gunakan dalam melaksanakan perjalanan penuh tantangan lainnya


Pendakian Gunung Merapi, dapat ditempuh dari beberapa arah, yaitu dari Koto Baru, dan Batusangkar, kedua tempat ini berada di kab. Tanah Datar. Selain kedua tempat ini, para pendaki juga dapat mendaki Gunung Merapi dari arah Sungai Pua, kab. Agam. Dan tempat yang paling sering digunakan sebagai awal pendakian adalah Koto Baru.
Sebelum mendaki, para pendaki diwajibkan untuk melapor ke posko dan membayar biaya asuransi sebesar lima ribu rupiah per orang, sebagai persiapan jika terjadi hal yang di luar keinginan. Dan biasanya, proses pendakian dimulai pada malam hari. Namun, ada juga sebagian pendaki sudah mulai merayapi punggung Merapi pada sore harinya. Sedangkan kami, mengawali pendakian pada jam delapan malam. Hal ini kami lakukan karena kami masih muda dan mempunyai fisik yang mumpuni untuk dapat menaklukan gunung ini.
Setelah melapor kepada petugas di posko. Kami berjalan menerobos kegelapan malam dengan ditemani oleh suara binatang malam yang tak henti bernyanyi. Setelah menempuh jarak sekitar 10 km dari koto baru, kami sampai di tempat peristirahatn pertama bagi para pendaki, pesangrahan. Di lokasi ini tersedia tempat untuk mendirikan tenda bagi para pendaki yang ingin beristirahat. Dan kamipun ikut mendirikan tenda di lokasi ini.
Setelah beristirahat selama beberapa jam, kami melanjutkan perjalanan yang masih panjang. Kembali menelusuri gelapnya malam, perjalanan harus dilakukan dengan ekstra hati-hati. Menempuh perjalanan dalam gelap malam para pendaki mesti dapat menggunakan ketajaman instincnya. Karena, selain malam yang gelap, selama perjalanan setiap jejak langkah pendaki diintai oleh mulut jurang yang cukup untuk membuat celaka.
Dari gelapnya alam pegunungan kita akan disuguhi pemandangan yang eksotis, keindahan kota Bukittinggi pada malam hari. Suasana terang kota Bukittinggi membawa kita seakan berada di alam luar angkasa. Melihat ribuan bintang dari jarak dekat. Suasana yang tentunya akan memberi spirit dan semangat baru bagi kita untuk menaklukan Merapi sampai ke puncak tertinggi.

Menjelang subuh, sekitar jam tiga pagi kami tiba di area yang tidak ditumbuhi oleh jenis pohon apapun, tempat ini dikenal dengan nama cadas, mungkin karena disini hanya ada daratan miring yang luas dan hanya ada batu cadas. Kemiringannya hampir 80°. Dari sinilah perjalanan ini akan dilanjutkan. Menelusuri terjalnya tebing ditemani suasana gelap, dan pemandangan yang sangat indah di bawah sana, membawa kita berfantasi seperti berada di uar angkasa. Perjalanan melewati cadas harus ditempuh dengan merayap dengan jalan zigzag. Berjalan menelusuri tebing dengan berjalan zigzag akan memudahkan kita, serta akan menjauhkan kita dari beberapa resiko ketika harus merayap dengan arah tegak lurus, seperti tergelincir atau tertimpa kejatuhan batu lain dari pendaki yang sudah berada di atas.
Sekitar jam lima pagi kami akan sampai dipuncak Merapi. Seusai melaksanakan shalat subuh di puncak Merapi, kami bejalan menuju puncak Merpati. Puncak Merpati merupakan tempat tertinggi di Gunung Merapi. Dari sinilah orang-orang dapat menyaksikan indahnya pemandangan sunrise di pagi hari. Juga pemandangan landscape yang sangat indah, yaitu hamparan awan yang tidak bergerak seakan kita berada dalam mimpi.
Setelah matahari terbit, mata kita akan dimanjakan oleh pemandangan pegunungan yang sangai indah, dari sini kita dapat menikmati pemandangan gunung Singgalang, dan gunung Pasaman yang benar-benar sangat indah. Dari puncak Gunung Merapi kita juga dapat menyaksikan pemandangan danau singkarak yang merupakan danau terluas di provinsi Sumatera Barat. Selain itu, kita dapat juga menyaksikan pemandangan kota Padang Panjang yang diapit oleh pegunungan. Kota kecil yang sangat indah.



Dari puncak Merpati, perjalanan kami lanjutkan kelereng yang dinamakan dengan Taman Eidelweis, tumbuhan khas pegunungan yang hanya terdapat dibeberapa gunung di Indonesia. Sebenarnya, ini adalah jenis timbuhan langka yang dilindungi. Namun, tetap saja ada sebagian tangan-tangan jahil yang memetiknya. Dengan berbagai alasan estetika maupun dengan alasan spritual.
Setelah mengambil beberapa gambar di Taman Eidelweis, kami kembali kepuncak dan mengelilingi daratan puncak Merapi yang seperti gurun. Pemandangan kawah yang masih aktiv dengan asap belerang yang selalu keluar dari dalam kawah. Juga ada beberapa kawah yang sudah tidak aktiv lagi.
Beberapa lama di puncak Merapi merupakan sebuah pengalaman wisata yang sangat berkesan dalam hidup saya. Indahnya ketika melihat awan yang berada di bawah kita, seakan saya dapat terbang dan berjalan diatas awan.
Pemandangan yang lepas dan indah, sejauh mata memandang. Subhanallah… Dari sini kita dapat melihat luasnya alam dan dapat memandang betapa kecilnya kita di hadapan Sang Pencipta alam yang sangat luas ini…[no_free-an]


0 Comments: