Imajination

“Imajination is more important than knowledge”
-Albert Einstein-

Arwah Penasaran, ketika mendengar frasa arwah penasaran apa yang terbayang dalam pikiran kita? Pasti sosok makhluk halus, roh orang yang telah meninggal kembali menemui orang-orang yang masih punya urusan yang belum terselesaikan, atau yang lebih horror sang mayat matinya diluar kewajaran, makanya dia penasaran; kayak gimana sih mati yang wajar?
Walaupun cerita ini hanyalah sekedar mitos atau dongeng yang sudah menjadi trademark budaya kita. Tentu ada rahasia besar yang tersimpan dalam mitos ini, dan tidak ada salahnya jika kita -meminjam istilah jaques derrida-, mendekonstruksi mitos ini dan mengambil satu, dua poin yang dapat kita petik sebagai sebuah pelajaran. Dan mudah-mudahan mitos ini benar-benar akan hancur.
Jika kita analisa dengan logika terbalik, dengan tidak menganggap mitos arwah penasaran sebagai sebuah cerita horror yang menakutkan. Namun kita harus mengubah paradigma dengan memandang ini sebagai sebuah kisah perjuangan seseorang yang sangat penasaran dengan sebuah impian yang belum terwujud semasa hidup di dunia, dan sampai jasadnya di makan cacingpun ia tetap berusaha untuk memuaskan hasrat penasarannya.
Tidakkah kita sadar betapa rasa penasaran sangatlah mempengaruhi tindakan atau arah langkah seseorang. Bahkan melebihi pengaruh rasa keingintahuan. Sebab rasa ingin tahu lahir dari benih rasa penasaran yang terlebih dahulu tumbuh dalam jiwa kita.

“Imajination is more important than knowledge”
-Albert Einstein-

Arwah Penasaran, ketika mendengar frasa arwah penasaran apa yang terbayang dalam pikiran kita? Pasti sosok makhluk halus, roh orang yang telah meninggal kembali menemui orang-orang yang masih punya urusan yang belum terselesaikan, atau yang lebih horror sang mayat matinya diluar kewajaran, makanya dia penasaran; kayak gimana sih mati yang wajar?
Walaupun cerita ini hanyalah sekedar mitos atau dongeng yang sudah menjadi trademark budaya kita. Tentu ada rahasia besar yang tersimpan dalam mitos ini, dan tidak ada salahnya jika kita -meminjam istilah jaques derrida-, mendekonstruksi mitos ini dan mengambil satu, dua poin yang dapat kita petik sebagai sebuah pelajaran. Dan mudah-mudahan mitos ini benar-benar akan hancur.
Jika kita analisa dengan logika terbalik, dengan tidak menganggap mitos arwah penasaran sebagai sebuah cerita horror yang menakutkan. Namun kita harus mengubah paradigma dengan memandang ini sebagai sebuah kisah perjuangan seseorang yang sangat penasaran dengan sebuah impian yang belum terwujud semasa hidup di dunia, dan sampai jasadnya di makan cacingpun ia tetap berusaha untuk memuaskan hasrat penasarannya.
Tidakkah kita sadar betapa rasa penasaran sangatlah mempengaruhi tindakan atau arah langkah seseorang. Bahkan melebihi pengaruh rasa keingintahuan. Sebab rasa ingin tahu lahir dari benih rasa penasaran yang terlebih dahulu tumbuh dalam jiwa kita.


0 Comments: